Mengingatini, kita harus menyebutkan Rousseau, Wittgenstein, Sartre, Nietzche, Schopenhauer, antara lain. Selanjutnya, saya mengundang Anda untuk merenungkan beberapa pertanyaan eksistensial. Anda juga dapat melihat 14 arus filosofis paling penting dan perwakilannya. Daftar 30 pertanyaan eksistensial yang diajukan oleh para filsuf besar sejarah 5 Pertanyaan tentang Filsafat Pertanyaan dari mbak Yulia Linguistika, tentang Filsafat Ilmu Pertanyaan no. 1 Mengapa filsafat ada/harus/dipelajari dalam pendidikan? Jawab Filsafat dan Pendidikan. Keduanya merupakan suatu yang saling berhubungan dimana filsafat itu adalah pendidikan begitu juga pendidikan adalah filsafat. Istilah filsafat berasal dari dua kata Yunani yaitu philos yang berarti berarti kecintaan, senang, suka dan sophia yang berarti pengetahuan, hikmah, kebijaksanaan. Dengan berdasarkan hal tersebut, istilah filsafat bisa diartikan sebagai perihal mencintai kebijaksanaan atau mencintai ilmu. Selain itu bahwa Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Sedangkan pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang ditransfer dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak. Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah kemudian perguruan tinggi, universitas. Dari hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam sampai keakar-akarnya mengenai pendidikan munculah filsafat pendidikan. Filsafat pendidikan merupakan terapan filsafat dalam pendidikan. Pendidikan membutuhkan filsafat karena masalah-masalah pendidikan bukan hanya berhubungan dengan pelaksanaan pendidikan yang dibatasi pengalaman, tetapi permasalahan yang lebih luas, lebih dalam, serta lebih kompleks, yang tidak dibatasi pengalaman maupun fakta-fakta pendidikan, tidak memungkinkan dapat dijangkau oleh sains pendidikan dari yang ada dan yang mungkin ada dalam ruang dan waktu. Filsafat pendidikan pada dasarnya menggunakan cara kerja filsafat dan akan menggunakan hasil-hasil dari filsafat, yaitu berupa hasil pemikiran manusia tentang realitas, pengetahuan, dan nilai. Filsafat itu akan menjawab tiga pertanyaan dasar Pertama, apakah pendidikan itu. Kedua, apa tujuan pendidikan itu. Ketiga, dengan metode atau cara apakah tujuan pendidikan dapat tercapai. Pertanyaan no. 2 Bagaimana filsafat memandang idealism dalam pendidikan? Jawab dalam hubungannya dengan pendidikan, idealisme memberikan sumbangan yang besar terhadap teori perkembangan pendidikan, khususnya filsafat pendidikan. Filsafat idealisme diturunkan dari filsafat metafisik yang menekankan pertumbuhan rohani. Kaum idealis percaya bahwa anak merupakan bagian dari alam spiritual, yang memiliki pembawaan spiritual sesuai potensialitasnya. Oleh karena itu, pendidikan harus mengajarkan hubungan antara anak dengan bagian alam spiritual. Pendidikan harus menekankan kesesuian batin antara anak, dan alam semesta. Menurut filsafat idealisme, pendidikan harus tetap terus eksis sebagai lembaga untuk proses pemasyarakatan manusia dalam memenuhi kebutuhan spiritual dan tidak sekedar kebutuhan alam semesta. Pendidikan merupakan pertumbuhan ke arah tujuan pribadi manusia yang ideal. Pendidik yang idealisme mewujudkan sedapat mungkin watak yang terbaik. Pendidik harus memandang anak sebagai tujuan, bukan sebagai alat. Metode yang digunakan oleh aliran idealisme adalah metode dialektik. Metode mengajar dalam pendidikan hendaknya mendorong siswa untuk memperluas cakrawala, mendorong berfikir reflektif, mendorong pilihan-pilihan moral, memberikan keterampilan-keterampilan berfikir logis, memberikan kesempatan menggunakan pengetahuan untuk masalah-masalah moral dan sosial, meningkatkan minat terhadap isi mata pelajaran, dan mendorong siswa untuk menerima nilai-nilai peradaban manusia. Guru dalam sistem pengajaran menurut aliran idealisme berfungsi sebagai 1 Guru adalah personifikasi dari kenyataan anak didik. Artinya, guru merupakan wahana atau fasilitator yang akan mengantarkan anak didik dalam mengenal dunianya lewat materi-materi dalam aktifitas pembelajaran. Untuk itu, penting bagi guru memahami kondisi peserta didik dari berbagai sudut, baik mental, fisik, tingkat kecerdasan dan lain sebagainya. 2 Guru harus seorang spesialis dalam suatu ilmu pengetahuan dari siswa. Artinya, seorang guru itu harus mempunyai pengetahuan yang lebih dari pada anak didik. 3 Guru haruslah menguasai teknik mengajar secara baik. Artinya, seorang guru harus mempunyai potensi pedagogik yaitu kemampuan untuk mengembangkan suatu model pembelajaran, baik dari segi materi dan yang lainnya. 4 Guru haruslah menjadi pribadi yang baik, sehingga disegani oleh murid. Artinya, seorang guru harus mempunyai potensi kepribadian yaitu karakter dan kewibawaan yang berbeda dengan guru yang lain. 5 Guru menjadi teman dari para muridnya. Artinya, seorang guru harus mempunyai potensi sosial yaitu kemampuan dalam hal berinteraksi dengan anak didik. Pertanyaan no. 3 Bagaimana filsafat memandang realism dalam pendidikan? Jawab Menurut realisme kemampuan dasar dalam proses kependidikan yang dialami lebih ditentukan perkembangannya oleh pendidikan atau lingkungan sekitar, karena empiris pengalaman pada hakikatnya yang membentuk manusia. Pendidikan dalam realisme memiliki keterkaitan erat dengan pandangan John Locke bahwa akal pikiran jiwa manusia tidak lain adalah tabularasa, ruang kosong tak ubahnya kertas putih kemudian menerima impresi dari lingkungan. Dalam hubungannya dengan pendidikan, pendidikan harus universal, seragam, dimulai sejak pendidikan yang paling rendah, dan merupakan suatu kewajiban. Pada tingkat pendidikan yang paling rendah, anak akan menerima jenis pendidikan yang sama. Pembawaan dan sifat manusia sama pada semua orang. Oleh karena itulah, metode, isi, dan proses pendidikan harus seragam. Namun, manusia tetap berbeda dalam derajatnya, di mana ia dapat mencapainya. Oleh karena itu, pada tingkatan pendidikan yang paling tinggi tidak boleh hanya ada satu jenis pendidikan, melainkan harus beraneka ragam jenis pendidikan. Inisiatif dalam pendidikan terletak pada pendidik bukan pada peserta didik. Materi atau bahan pelajaran yang baik adalah bahan pelajaran yang memberi kepuasan pada minat dan kebutuhan pada peserta didik. Namun, yang paling penting bagi pendidik adalah bagaimana memilih bahan pelajaran yang benar, bukan memberikan kepuasan terhadap minat dan kebutuhan pada peserta didik. Memberi kepuasan terhadap minat dan kebutuhan siswa hanyalah merupakan alat dalam mencapai tujuan pendidikan, atau merupakan strategi mengajar yang bermanfaat. Realism dalam pendidikan merupakan kebutuhan dasar dan hak yang mendasar bagi manusia dan kewajiban penting bagi semua masyarakat untuk memastikan bahwa setiap anak dilahirkan dengan pendidikan yang baik. Menurut Power 1982, implikasi filsafat pendidikan realisme antara lain Tujuan penyesuaian hidup dan tanggung jawab sosial. Kurikulum komprehensif mencakup semua pengetahuan yang berguna berisi pentahuan umum dan pengetahuan praktis. Metode belajar tergantung pada pengalaman baik langsung atau tidak langsung. Metodenya harus logis dan psikologis. Metode pontiditioning Stimulua-Respon adalah metode pokok yang digunakan. Peran peserta didik adalah menguasai pengetahuan yang handal dapat dipercaya. Dalam hal disiplin, peraturan yang baik adalah esensial dalam belajar. Disiplin mental dan moral dibutuhkan untuk memperoleh hasil yang baik. Peranan pendidik adalah menguasai pengetahuan, terampil dalam teknik mengajar dan dengan keras menuntut prestasi peserta didik. Pertanyaan no. 4 Bagaimana filsafat mengenal mitos? Jawab Munculnya filsafat di Yunani, sering disebut orang sebagai The Greek Miracle keajaiban Yunani. Disebut sebagai keajaiban, karena sulitnya ditemukan alasan-alasan yang dapat dipertanggungjawabkan yang bisa menerangkan dan menjawab pertanyaan kenapa filsafat lahirnya di Yunani. Namun demikian, tumbuh suburnya cerita-cerita mitos di tengah-tengah masyarakat Yunani bisa dianggap sebagai hal yang mempermudah lahirnya filsafat. Dimana unsur mitologi dapat dipandang menjadi faktor pemicu dan yang memudahkan bagi lahirnya filsafat seperti yang kita kenal sekarang. Segala sesuatu yang telah di dapat manusia yang bersifat tidak absolut, sulit dibuktikan kebenaranya atau yang berupa mitos. Sehingga manusia berusaha menggali lebih dalam tentang kebenaran sesuatu yang ia dapatkan dengan filsafat itu sendiri agar apa yang ia dapatkan itu bersifat logos. Dalam hal ini filsafat dikatakan sebagai upaya manusia untuk membebaskan diri dari belenggu-belenggu mitos dengan menggunakan logos. Oleh karena itu filsafat mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan pemikiran manusia dari masa kemasa, dan filsafat menduduki posisi yang sangat sentral dalam perkembangan pemikiran manusia dan memberikan kontribusi dalam merubah pola pikir manusia sejak abad ke -5 SM oleh karena itu filsafat juga memberi kontribusi dalam mengubah mitos ke logos. Dengan manusia berfikir secara mendalam dengan menggunakan filsafat, mereka bisa membongkar secara mendalam dan mendasar mengenai mitos-mitos yang ada, sehingga mereka tidak begitu saja percaya, tetapi mereka percaya dengan logos dan dengan bukti-bukti yang ilmiah yang mereka dapatkan dari berfikir dan berfilsafat. Filsafat juga berfungsi untuk membuktikan benar tidaknya mitos yang telah beredar dalam masyarakat. Dengan berfilsafat dan berfikir secara mendalam, kita akan memperoleh bukti-bukti ilmiah dan rasional, yang mana bukti tersebut dapat digunakan untuk membuktikan kebenaran mitos tersebut dan mitos yang tidak terbukti kebenarannya akan ditinggalkan masyararakat, maka jelas dengan filsafat orang bisa merubah sesuatu yang tidak masuk akal menjadi masuk akal. Dahulu manusia hanya menerima secara mutlak segala sesuatu tanpa memikirkan atau mencari hakekat kebenaran dari sesuatu yang ia dapatkan itu. Contoh dulu manusia beranggapan bahwa manusia tidak bisa pergi ke luar angkasa, namun dengan berjalannya waktu serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang manusia dapat pergi ke luar angkasa. Pertanyaan no. 5 Bagaimana filsafat memandang kebebasan? Jawab Sartre mengatakan bahwa manusia adalah kebebasan. Kebebasan bagi Sartre berarti menentukan sebuah pilihan dari sekian banyak pilihan yang lain. Manusia pada dasarnya bebas untuk mengadakan suatu pilihan atas jalan hidupnya sendiri tanpa harus dipengaruhi oleh orang lain. Namum, kebebasan bukan berarti lepas sama sekali dari kewajiban dan beban. Menurut Sartre, kebebasan adalah sesuatu yang erat kaitannya dengan tanggung jawab, dan tidak bisa dipisahkan. Dengan demikian Sartre sebenarnya mau mengatakan bahwa sebenarnyakebebasanyang dimiliki oleh manusia itu juga mengandaikan adanya suatu tanggangjawab, kebebasan menuntut adanya suatu tangggungjawab. Tanggungjawab melekat pada kebebasan yang dimilikioleh manusia. Manusia dalam hidupnya seringkali dihadapkan pada suatu pilihan, pilihan hidup yang dihadapi oleh manusia itu seringkali membuat ia merasa cemas apalagi ketika pilihan itu menyangkut hidup atau mati manusia itu sendiri. Akan tetapi kecemasan yang seringkali dianggap oleh manusia sebagai sesuatu yang negatif itu sebenarnya menunjukkan suatu kebebasan yangdimiliki oleh manusia, setidaknya hal inilah yang dikatakan oleh Sartre. Sartre mengakui bahwa kecemasan ini jarang terjadi. Kecemasan ini jarang terjadi padamanusia karena manusia disibukkan dan terhanyut oleh segala urusan- urusan dalam rutinitas hidupnya sehari-hari. Akan tetapi meskipun ia disibukkan oleh urusan-urusannya pada suatu waktu tertentu manusia menyadari bahwa ia adalah pemegang keputusan dalam hidupnya dan hidupnya seluruhnya bergantung pada dirinya sendiri. Manusia menyadari bahwa ia sendirilah sumber segala nilai dan makna. Karena kesadaran bahwa ia merupakan sumber nilai dan makna bagi dirinya ada pada dirinya maka kecemasan timbul dalam hidupnya. Kebebasan yang dimiliki oleh manusia ini dapat tidak dimiliki oleh manusia bila ia melarikan diri dari kecemasan yang dialaminya. Kecemasan dan kebebasan ini dapat disembunyikan oleh manusia ketika ia mengetahui dengan baik apa yang harus disembunyikan dan dijauhkan dari dirinya. Melarikan diri dari kebebasan dan menjauhkan diri dari kecemasan serentak juga berarti adanya kesadaran akan kebebasan, kecemasan, dan pelarian. Dengan demikian manusia mengakui kebebasannya dan serentak menyangkal kebebasan itu. Sikap tidak otentik ini oleh Sartre disebut maufaice foi bad faith ; sikap malafide dalam sikap malafide menjadi kentara kemungkinan bagi manusia untuk mengakui dan menyangkal apa yang dihayatinya. Sikap yang tidak otentik ini menunjukkan bahwa manusia menipu dirinya sendiri. Selain itu kebebasan merupakan kemampuan manusia untuk mempertimbangkan, memilih dari berbagai pilihan yang ada, dan mengontrol dirinya sendiri. Dan pilihan itu hanya mungkin di dalam lingkungan sosial, dan juga karena manusia selalu sudah berada di dalam lingkungan sosialnya. Tidak mungkin kita bisa membayangkan manusia yang hidup tanpa konteks sosial. Artinya kebebasan tidak bertentangan dengan fakta, bahwa kita ditentukan secara sosial oleh komunitas tempat kita hidup. Namun justru sebaliknya bahwa komunitas sosiallah yang memungkinkan kita mendapatkan dan menggunakan kebebasan kita. Eksistensialisme adalah aliran filsafat yang pahamnya berpusat pada manusia individu yang bertanggung jawab atas kemauannya yang bebas tanpa memikirkan secara mendalam mana yang benar dan mana yang tidak benar. Sebenarnya bukannya tidak mengetahui mana yang benar dan mana yang tidak benar, tetapi seorang eksistensialis sadar bahwa kebenaran bersifat relatif, dan karenanya masing-masing individu bebas menentukan sesuatu yang menurutnya benar. . 480 88 398 480 376 428 379 393

pertanyaan sulit tentang filsafat pendidikan